Powered by Blogger.

World Read Aloud Day 2015: Literasi dalam Interaksi

Ketika kita mendengar kata ‘read aloud’, hal pertama yang dipikirkan kemungkinan adalah sekelompok siswa yang membaca bersama di sebuah kelas. Namun, mari kita pikirkan kembali.... kapan terakhir kali kita read aloud?

World Read Aloud Day dirayakan setiap Rabu pertama di bulan Maret. Pada tahun ini, harinya jatuh pada tanggal 4 Maret. Gerak Cepat bersama Koran Berani ikut merayakan World Read Aloud Day bersama dengan jutaan siswa, pendidik, dan orang tua di 80 negara lainnya. Hari ini, kami berkunjung ke tiga titik di Jakarta Timur untuk membaca keras dan merefleksikan kembali dampak literasi pada kehidupan kita sehari-hari.


                              
Ada banyak manfaat dari membaca keras dan lantang. Hal itulah yang mendasari adanya perayaan World Read Aloud Day. Tanpa disadari, dewasa juga sering membaca dengan keras, agar materi yang mereka baca dapat dicerna dengan lebih mudah. Salah satu tujuan dari siswa membaca keras bersama di sebuah kelas juga untuk meningkatkan pemahaman. Dengan melafalkan informasi yang kita baca, secara otomatis, otak kita akan memproses informasi itu dengan lebih cepat. Email terkait pekerjaan, makalah ilmiah, atau sebuah artikel di surat kabar merupakan beberapa contoh bahan baca yang sering dibaca keras oleh segala usia.

Selain itu, kita juga berinteraksi dengan lingkungan sekitar melalui kegiatan membaca keras. Dengan adanya elemen audio berupa suara, mau tidak mau, kita akan mempengaruhi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Dalam konteks kelas, membaca keras dapat dilakukan untuk menumbuhkan kepekaan akan literasi di dalam sebuah lingkungan. Misalnya, bonding antar siswa dan guru dapat tercipta dan semakin terasah melalui sebuah kegiatan bersama, dalam hal ini adalah kegiatan membaca bersama. Interaksi membaca itu juga berperan dalam membantu satu sama lain untuk memahami sebuah konsep. Dengan membaca keras, sesama individu, dewasa maupun anak, dapat saling bekerjasama untuk mencerna makna dari subjek yang dirasa sulit.

Tentu kegiatan membaca keras tidak terlimitasi pada materi bacaan yang sulit saja. Banyak komunitas dan kelas yang merayakan World Read Aloud Day untuk mengingat kembali betapa pentingnya literasi, dalam arti kemampuan membaca, menulis, dan memahami, dalam kehidupan sehari-hari. Jargon literasi semakin marak di jaman ini, seperti moral literacy, dimana individu diharapkan memiliki fondasi karakter yang kuat. Ada juga financial literacy, yang berarti pemahaman dan kemampuan untuk mengolah keuangan pribadi. Globalisasi dan standar kehidupan yang semakin baik menuntut manusia untuk semakin mawas dan mumpuni, dan literasi merupakan dasar dari karakter dan kompetensi yang diperlukan pada zaman ini.

Semangat inilah yang ingin kami bawa ke ruang kelas, ruang umum, maupun one-on-one interaksi antar individu – semangat bahwa bangsa Indonesia pun tidak kalah dengan bangsa lainnya, dan bahwa generasi muda Indonesia juga siap menyongsong tren perkembangan dunia. Tertarik berdiskusi? Tweet idemu melalui #aksibaca dan #wrad2015!

Salam Gerak Cepat,

Amanda Witdarmono

1 comments:

  1. Dear gerakcepat
    Adakah peluang bergabung dalam social preneur. Movement dalam pertanian dan budaya...

    Tks

    ReplyDelete