Powered by Blogger.

World AIDS Day 2014: Kenali, Hindari



Kita sudah lama mendengar Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Sudah pula banyak pemberitaan, diskusi, iklan, atau acara bertema HIV dan AIDS yang diselenggarakan berbagai pihak, namun sudah sadarkah kita akan bahaya virus ini? Sadarkah kita virus ini sudah semakin dekat dengan kehidupan kita?
Faktanya, jumlah orang di Indonesia yang terinfeksi virus HIV semakin meningkat. Sebagian dari mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan, sehingga kekebalan tubuhnya terus melemah akibat virus HIV yang tidak diberikan perawatan dan pada akhirnya status tubuh mereka berubah menjadi AIDS.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI sampai dengan September 2014, jumlah orang Indonesia yang terinfeksi virus HIV sebanyak 150.296 orang. Mereka yang berstatus AIDS saat ini sebanyak 55.796 orang. Sedangkan yang meninggal karena penyakit terkait dengan AIDS sebanyak 9.796. Ini adalah angka yang memprihatinkan, karena di luar angka terdaftar tersebut masih ada lagi mereka yang telah terinfeksi atau bahkan telah berstatus AIDS, namun tidak terdata karena satu dan lain hal.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita memberi perhatian yang lebih besar terhadap masalah ini. Jangan lagi menganggap persoalan HIV/AIDS sebagai topik tabu, sehingga tidak pantas dibicarakan. Dibutuhkan adanya program edukasi yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap kelompok masyarakat sehingga dapat dimengerti dengan baik dan diingat selamanya.

Anak muda dan mereka yang berada dalam usia produktif adalah kelompok masyarakat yang perlu mendapatkan edukasi komprehensif, agar pemahaman mereka terhadap HIV/AIDS tidak sepotong-sepotong. Mereka yang muda dan produktif memiliki semangat tinggi untuk berinteraksi dengan orang lain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, serta keinginan untuk mengeksplorasi berbagai macam hal. Jika tidak diberikan edukasi yang tepat, mereka rawan terpapar virus HIV lewat pergaulan bebas, perilaku seks tidak aman, dan menggunakan jarum suntik tidak steril.

Faktanya, anak muda berusia 20-29 tahun yang terinfeksi HIV sebanyak 18.352 orang. Kategori usia produktif yaitu usia antara 30-39 tahun, yang terinfeksi virus HIV sebanyak 15.890. Lebih muda dari itu, yaitu usia 15-19 tahun  yang terinfeksi virus HIV sebanyak 1.717. Jika tidak ada edukasi yang tepat, jumlahnya akan semakin banyak karena jumlah yang terinfeksi di atas berpotensi untuk menularkan kepada orang lain.

Padahal, begitu sederhananya informasi yang perlu diketahui semua orang tentang penularan virus HIV ini, yaitu:
1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
2. Tidak melakukan hubungan seks dengan bukan pasangan tetap.

Kedua hal di atas sangatlah penting diperhatikan oleh kita semua. Inilah perilaku seks yang benar, namun banyak dari kita tidak bisa melakukan kedua hal ini. Apa yang harus dilakukan? Menggunakan kondom adalah pertahanan terakhir untuk menghindarkan diri dari virus HIV atau penyakit menular seks lainnya. Namun kembali lagi, kondom tidak akan kita perlukan jika kita bisa melakukan dua hal di atas. Selain itu, agar terhindar dari HIV hendaknya menjauhkan diri dari narkoba, terutama narkoba dengan jarum suntik yang digunakan berkali-kali dan bergantian dengan yang lain.

Selain menghindari hal-hal di atas, yang perlu diketahui semua orang adalah mengetahui status diri kita apakah termasuk orang yang tertular HIV atau tidak. Sekali lagi, mereka yang masuk kategori berisiko adalah yang melakukan seks bukan dengan pasangan tetap tanpa menggunakan kondom, serta mereka yang menggunakan jarum suntik narkoba, terutama yang bergantian. Namun saat ini sudah berkembang luas tentang kategori mereka yang berisiko, yaitu mereka yang pasangannya melakukan hubungan seks dengan orang lain tanpa menggunakan kondom, mereka yang melakukan perawatan kuku dan kulit dengan menggunakan alat milik orang lain, atau mencukur rambut dengan pisau cukur milik orang lain.

Jika kita termasuk orang-orang dalam kategori tersebut, yang harus dilakukan adalah melakukan tes darah yang disebut Voluntary and Counseling Test (VCT) di rumah sakit atau klinik kesehatan yang menyediakan VCT ini. Jika anda ternyata dinyatakan positif HIV, jangan panik, karena dokter akan memberi nasihat mengenai obat-obatan yang harus dikonsumsi untuk mencegah status tubuh tidak berubah menjadi AIDS. Sudah banyak contoh mereka yang terinfeksi virus HIV namun tetap hidup sampai sekarang karena penanganan yang tepat dari dokter.

Kesimpulannya adalah, hiduplah dengan sehat, jauhi hal-hal yang membuat kita terinfeksi HIV. Jika kita termasuk kategori berisiko, maka lakukan tes darah VCT secepatnya. Jika dinyatakan positif, ikuti nasihat dokter tentang perawatan obat-obatan yang harus dilakukan.

Ayo kita kenali apa virus HIV dan AIDS, serta hindari sebisa mungkin.



Ramdani Sirait
Pengalaman di bidang komunikasi, CSR dan jurnalistik selama 22 tahun. Pernah menjadi Kepala Biro Kantor Berita Antara di New York, AS (2001 – 2004), Communications Specialist dan Jurubicara PT Freeport Indonesia (2006 – 2012), Head of CSR PT Gadjah Tunggal Tbk (2013) dan saat ini bekerja sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition on Aids (www.ibca.or.id).


0 comments:

Post a Comment